Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir Asseggaf

Hari Isnin, waktu Zohor tanggal 7 Rabi'ul Awal 1428 / 26 maret 2007 kembali lagi ulama kita ke rahmatullah. Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir Asseggaf di lahirkan Cimanggu Bogor. Beliau telah menjadi yatim sejak kecil lagi apabila ayahandanya berpulang kr rahmatullah dan meninggalkan beliau dalam keadaan dhoif dan miskin. Bahkan beliau terkenang zaman kanak-kanaknya pernah mengatakan ."Barang kali dari selurauh anak yatim ,yang termiskin adalah saya. Waktu Lebaran, anak-anak mengenakan sandal atau sepatu, tapi saya tidak punya sandal apalagi sepatu."

Tapi kemiskinan tidak berkali-kali mengahlangi beliu dalam menuntut ilmu agama. Bermula dengan pendidikan di Jamiat al-Khair, jakarta dan seterusnyamenekuni belajar dengan para ulama seperti seperti Habib Abdullah bin Mukhsin Al Athas yang lebih terkenal dengan panggilan Habib Empang Bogor. Beliau sanggup berjalan kaki berbatu-batu semata-mata untuk hadir pengajian Habib Empang Bogor. Selain berguru dengan Habib Empang Bogor, beliau turut menjadi murid Habib Alwi bin Thohir Al Haddad ( Mantan Mufti Johor ), Habib Ali bin Muhammad bin Thahir Al Haddad, Habib Ali bin Husein Al Athas ( Habib Ali Bungur ), Habib Ali bin Abdurrahman Al Habsyi ( Habib Ali Kwitang ) dan beberapa guru lagi Dengan ketekunan kesungguhan serta ke ikhlasannya beliau dapat menguasai pelajaran yang di berikan dengan baik. Penguasaan ilmu-ilmu alat seperti nahwu telah membuat guru-gurunya kagum, bahkan menganjurkan agar murid-murid mereka yang lain untuk belajar dengan beliau.

Maka bermulalah hidup beliau menjadi penabur dan penyebar ilmu di berbagi madrasah sehinggalah akhirnya beliau mendirikan pusat pendidikan beliau sendiri yang dinamakan Madrasah Tsaqafah Islamiyyah di Bukit Duri, Jakarta. Dunia pendidikan memang tidak mungkin di lepaskan dari jiwa almarhum Habib Abdurrahman, yang hampir seluruh umurnya di baktikan untuk ilmu dan pendidikan sehingga dia disebut sebagai gurunya para ulama. Sungguh almarhum adalah seorang pembimbing yang siang dan malamnya menyaksikan keluhuran akhlak dan budi pekertinya, termasyhur dengan kelembutan perangainya, termasyhur dengan khusu'nya, termasyhur dalam keramahannya oleh segenap kalangan masyarakat, orang-orang miskin, orang kaya, pedagang, petani, kiyai, ulama dan orang-orang awam yang masih belum mendapat hidayah pun menyaksikan kemuliaan akhlak dan keramahan beliau RA, termasyhur dengan keluasan ilmunya, guru besar bagi para kyai dan fuqaha di Indonesia, siang dan malamnya ibadah, rumahnya adalah madrasahnya, makn dan minumnya selalu bersama tamunya, ayah dan ibu untik ribuan murid-muridnya.


Bersama habib Abdullah bin Abdul Qadir bin Ahmad Bilfaqih

Selain meninggalkan anak-anak kandung serta ribuan murid yang menyambung usahanya, beliau turut meninggalkan karangan-karangan bukan sahaja dalam bahasa Arab tetapi juga dalam Bahasa Jawa dan Bahasa Sunda. Karangannya pula tidak terbatas pada satu cabang ilmu sahaja, tetapi berbagai ilmu, mulai dari Tauhid, tafsir. akhlak, fiqih hingga satra. Antara karanganya yang di cetak untuk kegunaan santri-santrinya :

1. Hilyatul Janan fi hadyil Quran

2. Safinatus Sa'id

3. Misbahuz Zaman

4. Bunyatul Ummahat dan Buah Delima
Info! Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Habib Abdurrahman bin Ahmad bin Abdul Qadir Asseggaf, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Artikel Terkait

Tentang penulis

elzeno.id
Pengalaman Adalah Guru Terbaik. Maka, Kita Pasti Bisa Kalau Kita Terbiasa. Bukan Karena Kita Luar Biasa. Setinggi Apa Belajar Kita, Tidahlah Menjadi Jaminan Kepuasan Jiwa, Akan Tetapi Yang Paling Utama Adalah Seberapa Besar Kita Bermanfaat Untuk Ses…

Posting Komentar