KH. MUHAMMAD THOHA ‘ALAWY AL-HAFIDZ
Biasa Hidup Prihatin
Sosok sentral Pondok Pesantren Ath-Thohiriyyah Karangsakam Kidul Kecamatan Kedungbanteng tampaknya sulit dipisahkan dari KH Muhammad Thoha Alawy Al Hafidz. Pria yang dikaruniai 10 anak dari perkawinannya dengan Hj Tasdiqoh ini, kini menjadi pengasuh pondok pesantren yang kini memiliki 150 santri dari berbagai pelosok nusantara.
Saya lahir di Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah 1953. seperti umumnya anak-anak desa waktu itu, saya pun belajar di bangku SD (Sekolah Dasar, dulu disebut sekolah rakyat) pada siang hari, dan belajar di Madrasah Diniyyah pada sore hari. Karena terbentur kesulitan ekonomi, saya tidak sempat mengikuti ujian akhir.
Ketika teman-teman melanjutkan sekolah, mondok, atau nyantri di lain daerah, saya merasa iri. Karena itu suatu hari saya nekat lari dari rumah menuju Semarang, lalu menumpang kereta api ke Surabaya. Yang ada di benak saya waktu itu adalah Pesantren Tremas (Pacitan), Pesantren Tebuireng (Jombang), dan …