KH. Muslim Rifa'I Imampuro
Keputusan “Kembali Ke Khittah 1926″ pada Muktamar NU ke-27 di Situbondo, 1984, didahului oleh gerakan pembaharuan yang digelindingkan oleh sekelompok pemimpin muda NU yang dilokomotifi oleh Gus Dur. Mereka menamakan diri: “Kelompok G-7″, diambil dari nomor rumah Pak Said Budairy di sebuah komplek perumahan di Jakarta, yang mereka jadikan “markas gerakan”. Walaupun sudah tidak tergolong muda, Mbah Lim aktif mengombyongi segala aktivitas kelompok itu dan teramat sering ikut ngendon di markas mereka.
Balayan Malakan Idham Malik meriwayatkan, suatu hari di malam buta ditengah masa-masa gerakan pembaharuan itu, Mbah Lim datang ke rumah Said Budairy yang penghuninya masih lelap semua. Mbah Lim tidak mengetuk pintu tapi langsung menggeloso di emperan rumah yang hanya berupa pelesteran semen dan hanya beberapa jengkal saja lebarnya. Pak Said Buadairy pun kaget setengah mati saat membuka pintu habis subuh.
“Mbaaah! Kok nggak ketok pintu sih? Kayak yang nggak biasa kesini saja!”
Mbah…