Nasabnya beliau adalah Sayyid Thohir Alauddin Al Jailani bin Mahmud Hisamuddin bin 'Abdurrohman bin 'Ali bin Musthofa bin Sulaiman bin Zainuddin bin Muhammad bin Hisamuddin bin Nuruddin bin Waliyuddin bin Zainuddin bin Syarafuddin bin Syamsuddin bin Muhammad Al Hattaki bin 'Abdul 'Aziz bin Sulthon Auliya Syeikh 'Abdul Qodir Al Jailani bin Abu Sholeh Musa bin Janki Dausat bin Yahya Azzahid bin Muhammad bin Daud bin Musa Al Juni bin 'Abdullah Al Mahdi bin Hasan Al Mutsana bin Hasan bin 'Ali bin Abu Tholib yang menikah dengan Fathimah Azzahro' binti Rosululillah SAW.
Sayyid Thohir Alauddin mulai belajar ilmu agama kepada ayah beliau, Sayyid Mahmud Hisamuddin Al Jailani, kemudian kepada seorang guru di Masjid Sultan ;Ali. Setelah itu melanjutkan ke Madrasah Darul Nizami dibawah bimbingan Syeikh Al Mullah Asad Affandi (Mufti wilayah Qasim, Iraq) dan Syeikh Kholil Al Baghdadi. Setelah lama belajar di Baghdad, pada tahun 1956 M, beliau hijrah menuju Pakistan dan menetap di Quetta hingga wafat. Kepindahan beliau dari Baghdad (Iraq) ke Pakistan bukan tanpa sebab, akan tetapi isyaroh dari datuk beliau, Sulthon Auliya Syeikh Abdul Qadir Al Jailani yang menyiratkan akan terjadinya sesuatu di Baghdad, dan benar, pada masa akhir hayat beliau terjadi perang di Baghdad.
Akhlak dan kepribadian Sayyid Thohir Alauddin ini begitu memukau dan mulia, sehingga banyak diantara para penguasa negeri Islam kala itu meminta beliau untuk menjadi menantunya. Diantara semua permintaan itu, beliau memilih Putri Sardar Yaar Khan Ahmad dari wilayah Kalat sebagai istrinya. Dari pernikahannya itu, beliau dikaruniai enam anak, tiga laki-laki dan tiga perempuan. Diantara anak-anak laki-laki beliau adalah Sayyid Muhyiddin Mahmud (beliau mempunyai empat anak, Sayyid Thohir Hisamuddin, Sayyid 'Abdurrohman, Sayyid Saifuddin dan Sayyid Ahmad Nuruddin), Sayyid Jamaluddin 'Abdul Qodir (beliau mempunya satu anak, Sayyid Yahya Syamsuddin yang sempat menjadi Menteri Majelis Nasional Iraq) dan Sayyid Zainuddin Muhammad (beliau memiliki satu anak, Sayyid Thohir Alauddin)
Menjelang akhir hayat, Sayyid Thohir Alauddin menderita sakit parah hingga dirujuk ke Jerman oleh murid-muridnya. Beliau wafat disana pada hari Jum’at, tanggal 23 Dzulhijjah 1411 H (7 Juni 1991 M). Rencananya beliau akan dimakamkan di Baghdad, namun karena situasi di Baghdad dan Iraq umumnya sedang berlangsung peperangan, maka beliau dimakamkan di Lahore, Pakistan. Saking banyaknya pelayat yang datang, pemakaman selesai pukul 03.00 pagi.
Demikian riwayat singkat "Sang Juru Kunci", mudahan kita dapat madad dan berkah Beliau dan juga berkah dari Sulthon Auliya Syeikh 'Abdul Qodir Al Jailani.
Sumber : http://www.facebook.com/pages/JEJAK-PARA-HABAIB-Dzurriat-ROSULULLAH-Saw-/210611705625911?ref=ts
Info!
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: SAYYID THOHIR ALAUDDIN AL JAILANI (Sang Juru Kunci Makam "Sulthonul Auliya As Syeikh As Sayyid 'Abdul Qodir Al Jailani"), jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Artikel Terkait
Dukung kami dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini: