KH. Muhammad Thowil - Sosok Ulama Sederhana Dan Tawadhu Dari Banten

KH. Muhammad Thowil - Sosok Ulama Sederhana Dan Tawadhu Dari Banten
KH. Muhammad Thowil - Sosok Ulama Sederhana Dan Tawadhu Dari Banten

KH.Muhammad Thowil yang akrab dipangil Abah Thowil Pendiri Pon-pes Assalamiyah yang berlokasi Didesa Curug Sari kopo Serang, lahir tanggal 11 januari 1923 . Beliau Murid dari Kh.Hasyim Asy’ari Tebuireng Jombang. Penampilan yang sangat sederhana layaknya Masyarakat biasa namun Kapasitas keimuaan yang beliau miliki sangat Luas . Kemahiran beliau dalam mengajar Kitab-kitab salaf terutama Ilmu Gramar Bahasa Arab ( Nahwu shorof) dan Fiqih. Pesantren yang dirintisnya dari awal semula masih belum memiliki sekolah-sekolah formal namun kini berjalannya waktu, bertambah banyaknya minat masyrakat baik disekitar nya maupun yang berasal dari berbagai wilayah seperti jakarta, lampung dan palembang untuk menimba ilmu-ilmu agama plus mendapat pendidikan formal dari sekolah , Abah Thowil membangun secara bertahap sekolah-sekolah formal dari MI sampai MA bahkan sekarang telah memiliki perguruan tinggi Islam.

Abah thowil disamping mengajar kepada santrinya beliau juga mengajar kepada masyakarat sekitar , maka tak heran beliau begitu dekat dihati masyakarat Curug sari. Keramahan serta tutur bahasa yang lembut mampu meluluhkan Hati-hati manusia yang keras. Kalimat yang keluar dari mulut beliau penuh dengan Hikmah ilmu . Bahkan beliau tidak pernah memarahi para santrinya yang nakal secara langsung , dengan halus beliau ungkap teguran tersebut lewat ta’lim dengan menyebut sifulan. Dan santri yang merasa bersalah tentu akan merasakan teguran halus tersebut sampai merasuki sampai relung hati yang dalam.

Suatu ketika sebut saja ferry salah seorang santri yang lumayan nakal, memanjat pohon kelapa milik Abah Thowil dan bermaksud mencuri buah kelapa milik Kyiai, sedang asik ferry memetik ketika hendak Turun , abah Thowil menunggu dibawah dengan halus Abah Thowil menegur dengan Bahasa Sundanya ” Sing Hade fer…Engkeh Ragrak….maksudnya Hati-hati Ferry Nanti kamu jatuh, Dengan wajah yang pucat sang santri Menjawab “Iyah Abah sambil ngeloyor pergi menahan malu.

Dalam setiap kali ta’lim Abah thowil dengan ciri khasnya selalu mengisap lintingan tembakau dan segelas kopi, wajahnya yang tampak mulai keriput dimakan usia namun tak memudarkan semangat beliau untuk terus mengajar kepada santri-santrinya, beliau ingin mewujudkan agar santrinya menanamkan nilai -nilai kebaikan lewat kesederhanaan. bukan kesederhanaan yang baik, bukan pula kebaikan yang sederhana tetapi kebaikan disemua bidang, untuk itulah abah Thowil membekali santrinya dengan nilai dasar kebaikan yaitu “Keihklasan”, Ihklas adalah tanpa pamrih .Jiwa keihklasan santri tampak menonjol daripada sikap-sikap lainnya. Semakin tebal jiwa keihklasan yang tertanam pada diri santri maka akan membuat santri selalu optimis dan semakin maju, semangat keihklasan membuat santri bersedia memulai usahanya dari NOL kembali, membuat santri rela berkorban demi agama dan bangsa. Hal ini dapat diteladani oleh Abah Thowil itu sendiri yang memiliki jiwa keihklasan yang tinggi , Kh.Muhammad Thowil yang tadinya tidak dikerumuni ratusan santri , menjadi rumahnya terjepit ditengah-tengah kamar santri. Seorang santi ikhlas belajar , belajat dengan tanpa pamrih , santri mengabdi tanpa pamrih, menolong tanpa pamrih , berjuang tanpa pamrih, Pola tanpa pamrih itulah ajaran dari Abah Thowil. Karena benar-benar tanpa pamrih , maka Kh.Muhammad Thowil selalu mendapat perkenan dihati setiap orang, mendapat penuh kepercayaan , menjadi tempat mengadu dan dijadikan pemutus kata.

Tanggal 06 feb 2003 KH. Muhammad Thowil berpulang kerahmatulloh, Linangan air mata mengalir dari masyarakat dan santri-santri yang sangat mencintai beliau , kesederhanaan dan ketawadhuan belia telah menorehkan kesan yang mendalam di hati para santrinya. Semoga Alloh Menempatkan beliau ditempat yang mulia .AAMIIN (Habib Ahmad bin Faqih Basyaiban )
Info! Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: KH. Muhammad Thowil - Sosok Ulama Sederhana Dan Tawadhu Dari Banten, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Artikel Terkait

Tentang penulis

elzeno
Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesam…

Posting Komentar