Pengertian dan Dalil Iman Kepada Takdir yang baik maupun buruk

"Rukun Iman Keenam : Iman Kepada Takdir yang baik maupun buruk"

House Shine 1 menit baca

Beriman kepada takdir meliputi empat perkara:

Al Ilmu

Mengimani bahwa Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu yang terjadi baik secara global maupun terperinci, baik yang telah, sedang, maupun akan terjadi.

Al Kitabah

Mengimani bahwa Allah telah mencatat takdir atas segala sesuatu di lauhul mahfudz. Tentang dua hal ini (al Ilmu dan al Kitabah) Allah berfirman,
أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاء وَالْأَرْضِ إِنَّ ذَلِكَ فِي كِتَابٍ إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ
“Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi?; bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS Al Hajj: 70).

Al Masyi’ah

Mengimani bahwa terjadinya segala sesuatu atas kehendak Allah.

Al Khaaliq

Mengimani bahwa Allah adalah pencipta atas segala sesuatu, Dia yang menciptakan makhluq dan juga perbuatan makhluq tersebut. Allah berfirman,
وَخَلَقَ كُلَّ شَيْءٍ فَقَدَّرَهُ تَقْدِيراً
“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (al Furqan: 2).

Beriman kepada takdir sesuai dengan apa yang dijelaskan di atas, hal tersebut tidak mengingkari adanya masyi’ah (kehendak) makhluq atas apa yang mereka pilih dan mereka kerjakan. Hal ini sesuai dengan dalil-dalil syar’I yang ada dan juga sesuai dengan kenyataan. Setiap manusia pasti mengetahui bahwa dirinya memiliki kehendak dan kemampuan, dengan keduanya mereka melalukan dan meninggalkan sesuatu. Tetapi kehendak dan kemampuan makhluq terjadi atas kehendak Allah. Untuk itu Allah berfirman,
لِمَن شَاء مِنكُمْ أَن يَسْتَقِيمَ وَمَا تَشَاؤُونَ إِلَّا أَن يَشَاءَ اللَّهُ رَبُّ الْعَالَمِينَ
“(yaitu) bagi siapa di antara kamu yang mau menempuh jalan yang lurus. Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam.” (At Takwir: 28-29).

Baca juga :
House Shine
House Shine Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama.
Posting Komentar
Cari ...
Menu
Tampilan
Bagikan