Meyakini Sifat Wajib, Mustahil Dan Jaiz Pada Rasul

Meyakini Sifat Wajib, Mustahil Dan Jaiz Pada Rasul
Meyakini Sifat Wajib, Mustahil Dan Jaiz Pada Rasul
Salah satu pilar utama keimanan dalam Islam adalah meyakini adanya sifat wajib, mustahil dan jaiz pada diri seorang Rasul. Dalam ranah i’tiqady, hukum ‘wajib’ , ‘mustahil’ dan  ‘jaiz’  (harus) mempunyai pengertian tersendiri yang lain dari lain. Karena ketiga hukum di atas adalah lebih bersifat untuk meyakinkan para mukallaf, maka yang bisa mendesak agar para mukallaf tidak bisa menghindari dari meyakini tentang yang wajib, mustahil dan harus pada Rasul adalah ‘akal’ mereka sendiri. Sementara ‘akal’ menghukum hanya dalam dua kata:  ‘boleh’  atau  ‘tidak’ (boleh).  ‘Boleh’  (ada atau tidak) disebut  ‘jaiz’  (harus): الجائز هوما يصح في العقل وجوده وعدمه “Perkara-perkara yang secara akal boleh ada dan boleh tidak.” Sedangkan  ‘tidak’  (boleh tidak ada) dinamakan dengan  ‘wajib’ : الواجب هو : ما لا يتصور في العقل عدمه “Wajib adalah perkara-perkara yang secara akal tidak mungkin tidak ada.” Dan ,  ‘tidak’  (boleh ada) diistilahkan dengan  ‘mustahil’ : المستحيل هوما لا يتصور في العقل وجوده Mustahil adalah perkara-perk…

Tentang penulis

Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama…

2 komentar

  1. Unknown
    izin copas
  2. elzeno
    Silahkan. Semoga bermanfaat