Nama aslinya adalah Musa bin Zafar adalah seseorang dari bani Israel yang membuat berhala sapi emas, karena bani Israel selalu meminta alat peraga untuk menyembah Allah. Ia dikisahkan menjadi pengikut Nabi Musa yang kemudian menjadi sesat, dan ia merupakan salah satu tokoh kafir yang disebut dalam Al-Qur'an.
Etimologi
Musa bin Zafar yang lebih dikenal sebagai Samiri, karena menurut pendapat sahabat nabi, ia penduduk desa Samarra atau as-Samirah. Pendapat lain mengatakan nama Samiri adalah penisbatan kepada salah satu kabilah bani Israil, sedangkan menurut pendapat lain mengatakan bahwa, Musa Samiri adalah orang Bajarma, salah seorang penduduk yang menyembah sapi.
Samiri berasal dari bahasa Arab dan digunakan secara meluas oleh penduduk Albania. Samiri adalah sebuah variasi dari "Samir" bagi pengguna bahasa Albania, Arab, India dan Iran yang berasal dari bahasa Arab yaitu "Samara". Bentuk feminim dari "Samir" adalah "Samira".
Secara etimologi kata Samiri sering dihubungkan dengan wilayah Samaria atau kerajaan Israel Utara, meski belum ada bukti yang kuat mengenai keterkaitan antara seorang Israel bernama Samiri dengan wilayah yang ditempati sebagian Bani Israel di Utara Tanah Kana'an.
Biografi
Menurut Muhammad Ibnu Ishaq (704 M-767 M) penyusun kitab "Sirat ar-Rasulullah", meriwayatkan kisah dari Ibnu Abbas, mengatakan bahwa, “ Samiri adalah seorang penduduk Bajarma dan dia berasal daripada kaum yang menyembah berhala. Dalam dirinya telah tertanam kecintaan kepada penyembahan terhadap patung dan berhala sapi. Samiri menampakkan dirinya adalah pengikut Musa di hadapan Bani Israil namun hatinya bergelojak dengan kepercayaan nenek-moyangnya. Menurut Muhammad Ibnu Ishaq, Samiri adalah nama panggilan bagi seorang individu kufur bernama Musa bin Zafar.”
Dalam kisah-kisah Islam, baik dari Al-Qur'an ataupun riwayat-riwayat, Samiri dikisahkan merupakan tokoh yang menyesatkan Bani Israel. Bani Israel diperintahkan oleh Samiri untuk membawa perhiasan emas milik orang-orang Mesir, lalu Samiri menganjurkan agar perhiasan itu dilemparkan ke dalam api yang telah dinyalakannya dalam suatu lubang untuk dijadikan patung berbentuk anak lembu. Kemudian mereka melemparkannya dan diikuti pula oleh Samiri. Akhirnya Samiri berhasil membuat berhala anak sapi betina terbuat dari emas.
Setelah berhala itu jadi, dikatakannya sebagai Tuhan Bani Israel dan Tuhan Musa. Kejadian tersebut sewaktu Musa menerima wahyu Taurat di bukit Sinai. Samiri meletakkan bekas jejak kuda malaikat Jibril yang memimpin Musa dan Bani Israel melewati Laut Merah, sehingga bisa mengeluarkan suara jika tertiup angin.
Ia memiliki ilmu sihir, sebuah ilmu yang ia dipelajari sewaktu berada di Mesir. Belum hilang pula kepercayaannya terhadap kekuatan dewa yang ia yakini, yaitu agama paganisme, Samiri harus mempercayai ke-Esaan Tuhan Musa. Sekte pagan yang memengaruhi Samiri adalah ajaran yang terdapat di Mesir Kuno. Sebuah bukti penting yang mendukung kesimpulan ini adalah bahwa anak sapi emas yang disembah bani Israil saat Musa berada di Gunung Sinai, sebenarnya adalah tiruan dari berhala Mesir, yaitu Hathor dan Aphis.
Seorang penulis yang beragama Kristen Richard Rives dalam bukunya yang berjudul "Too Long in the Sun", menulis: "Hathor dan Aphis, dewa-dewa sapi betina dan jantan bangsa Mesir, merupakan perlambang dari penyembahan matahari. Penyembahan mereka hanyalah satu tahapan di dalam sejarah pemujaan matahari oleh bangsa Mesir. Anak sapi emas di Gunung Sinai adalah bukti yang lebih dari cukup untuk membuktikan bahwa pesta yang dilakukan berhubungan dengan penyembahan matahari…."
Setelah berhala anak sapi itu dihancurkan dengan cara dibakar oleh Musa dan dibuang ke laut, lalu ia di usir dari kelompoknya dan tak pernah ada yang tahu lagi keberadaannya.
Perintah untuk saling membunuh di antara penyembah berhala
Dalam kisah lain Musa menghancurkan berhala tersebut kemudian abunya dibuang ke sungai, kemudian Musa memerintahkan untuk memimum air sungai itu, orang-orang yang menyembahnya memiliki tanda, yaitu berubahnya kulit wajah mereka menjadi warna kuning emas setelah mereka minum air sungai. Kemudian para penyembah berhala diperintahkan untuk saling membunuh, seorang membunuh bapaknya dan saudaranya tanpa peduli, hingga yang terbunuh berjumlah tujuh puluh ribu. Lalu Allah mewahyukan kepada Musa, "Perintahkan mereka agar berhenti. Aku telah mengampuni yang terbunuh dan memaafkan yang hidup."
Perbuatan Samiri membuat patung anak lembu dan menyembahnya itu dianggap sebagai salah suatu cobaan Allah untuk menguji Bani Israel, yang kuat imannya dan yang masih ragu-ragu. Orang-orang yang lemah imannya itulah yang mengikuti Samiri dan menyembah patung anak lembu itu, akan tetapi orang-orang yang kuat imannya tetap dalam jalur keimanannya.
Hukuman bagi Bani Israel
Setelah ada perintah Allah untuk hijrah dari Mesir ke Baitul Maqdis, beberapa Bani Israel ada yang ingkar kepada Allah, salah satunya adalah Samiri dan Allah memberikan hukuman kepada mereka dengan mengurung mereka selama empat puluh tahun di Padang Tih. Selama itu mereka tak tahu jalan arah, mereka hanya berputar-putar disana. Selama itu pula Allah tetap memberikan karunia kepada mereka dengan melindungi mereka dengan awan, sehingga mereka tidak kepanasan dan menurunkan makanan yang bernama Manna dan Salwa.
Info!
Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Biografi dan Kisah Musa Samiri - Pembuat Berhala Sapi Emas, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Artikel Terkait
Dukung kami dengan memilih salah satu metode donasi di bawah ini: