Biografi Abdullah bin Rasulullah

Biografi Abdulloh bin Rosulullah Muhammad SAW
Biografi Abdulloh bin Rosulullah Muhammad SAW


Biodata

Nama lengkap : Abdullah bin Muhammad bin Abdullah
Julukan : Thayyib, Thahir
Garis keturunan : Quraisy
Nama Ayah : Nabi Muhammad saw 
Nama Ibu : Siti Khadijah ra
Tempat tinggal : Mekah
Tempat dimakamkan : Mekah

Biografi

Abdullah adalah putra Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah sa. Kebanyakan sumber menyebutkan bahwa beliau lahir setelah Bi'tsah dan dikatakan bahwa dia dijuluki dengan nama Thayyib dan Thahir. Dia lahir di masa permulaan Islam dan setelah turunnya wahyu. sebagian sejarawan salah memahami bahwa Thayyib dan Thahir adalah nama dari dua orang anak Nabi saw. Abdullah meninggal di kota Mekah ketika masih kanak-kanak. Ada nukilan lain yang mengatakan bahwa ia lahir dan meninggal sebelum Bi'tsah.

Dinukil bahwa ketika ia meninggal, 'Ash bin Wail berkata: Muhammad sudah "Abtar" (Orang yang sudah terputus keturunannya) dan semua anak lelakinya meninggal. Pada saat itu juga surah Al-Kautsar diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, dimana ayat yang terakhir dari surah tersebut berbunyi: "Sesungguhnya musuh kamu sendiri yang tidak punya keturunan dan terputus keturunannya."

Dalam kitab al-Kafi disebutkan bahwa setelah meninggalnya Abdullah, Nabi saw berkata kepada Siti Khadijah sa:

"Apakah kamu tidak bahagia mendapati dia (Abdullah) berdiri di pintu gerbang surga, lalu memegang tanganmu dan membawa kamu masuk ke tempat yang paling terbaik di surga… Tuhan Maha Tinggi dan Maha Besar dengan keadilan-Nya tidak mungkin menghukum hamba-Nya yang senantiasa bersyukur dan tetap bersabar walaupun Dia mengambil buah hatinya darinya."
Info! Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Biografi Abdullah bin Rasulullah, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Artikel Terkait

Tentang penulis

House Shine
Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama…

Posting Komentar