Pengertian Aqoid 50 dan Dasar Hukum serta Dalil Aqoid 50 Ahlus Sunnah Wal Jamaah |
(20 sifat wajib, 20 sifat mustahil, 1 sifat jaiz bagi Alloh dan 4 sifat wajib, 4 sifat mustahil, 1 sifat jaiz bagi Rosul)
Daftar Isi Artikel:
Hukum Muslim Tidak Mengetahui Aqoid 50
Hukumnya bagi seorang muslim yang tidak mengetaui 'Aqoid 50 tersebut adalah :
- Hukumnya berdosa karena meninggalkan kewajiban. apakah batal aqidahnya atau ada penafsilan hukum,?
- Jika tidak tahu dan meyakini sifat yang bertentangan dengan sifat 50 itu, maka bisa batal aqidahnya.
- Jika tidak tahu karena belum belajar (dan punya peluang belajar) maka berdosa.
- Orang yang berakal normal secara dhoruri (otomatis tanpa berpikir) akan membenarkan semua sifat 50 itu, tidak harus tahu bahasa arabnya.
Diterangkan bahwa ilmu aqoid sebagaimana diterangkan dalam kitab Bajuri dan Jam'ul Jawami' sebagai:
العلم بالعقائد الدينية الاعتقادية اليقينية المكتسب من ادلتها الشرعية
Pengetahuan yang terikat dalam masalah keyakinan keagamaan yang diambil dari dalil-dalil syara'.
Adapun guna mempelajari ilmu aqoid adalah untuk membetulkan dan meneguhkan iman manusia kepada Tuhan Allah Ta'ala. Iman yang benar akan mengesahkan segala amal ibadah seperti shalat, puasa, zakat, haji dan lain-lannya. Dan surga menjadi pahala balasan di akhirat nanti. Namun, jika iman seseorang tidak dalam posisi yang benar, maka semua amal itu akan sia-sia. Dan di akhirat nanti neraka sebagai ganjarannya. Melihat posisi dan guna ilmu aqoid yang begitu pentingnya, maka belajar ilmu aqoid hukumnya fardhu ain. Artinya wajib bagi setiap orang yang berakal untuk mempelajarinya. Ilmu aqoid dinamakan demikian Ilmu aqoid karena pengetahuan ini ber isikan satu bundelan (ikatan) mengenai sahnya iman dan Islam yang jumlahnya 50 , yang terkenal dengan istilah aqoid seket. Dengan perincian 20 sifat wajib bagi Allah, 20 sifat mustahil bagi Allah, 1 sifat jaiz bagi Allah, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 mustahil bagi Rasul dan 1 sifat jaiz bagi rosul. Semuanya itu terkandung di dalam kalimah La Ilaha Illallah.
Ilmu aqoid juga disebut ilmu ushuluddin, yaitu ilmu mengenai pokoknya agama. Karena itu barang siapapun orangnya beribadah siang malam, tetapi tidak memiliki pengetahuan ilmu ini, maka ibadah itu dianggap tidak sah. Selain itu, ilmu ini juga disebut dengan ilmu kalam (ilmu bicara), karena siapapun tidak akan dapat memahami ilmu aqoid ini secara benar, apabila belum dibicarakan dengan panjang lebar dan penuh perhatian. Bahkan perlu digaris bawahi bahwa memahami ilmu aqoid ini tidak cukup dengan membaca buku saja tetapi harus melalui seorang guru (digurukan).
Wajib bagi orang mukallaf (orang yang terbebani hukum Syariat) mengetahui sifat-sifat Allah Ta'ala:
Definisi Aqoid 50
Sifat Wajib
Sifat Wajib yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang tidak adanya sifat wajib itu,
Sifat Mustahil
Sifat Mustahil bagi Allah yaitu tidak tergambar atau terfikirkan dalam akal seseorang adanya sifat mustahil itu, dan
Sifat Jaiz
Sifat Jaiz yaitu dibenarkan dalam akal seseorang adanya dan tidak adanya sifat Alloh tersebut. Begitu pula wajib bagi seorang mukallaf mengetahui hal yang serupa sifat yang ada pada para Rosul Alaihi Sholatu Wassalam.
Sifat Wajib Bagi Alloh
-
Wujud (Ada)
Sifat Wujud (Ada) adalah tetapnya sesuatu dan pasti adanya, sifat wujud ini wajib bagi Allah Ta'ala Dzatnya bukan Illat (Pengaruh Luar) maksudnya bahwa selain Allah (Makhluk) tidak dapat mempengaruhi adanya Allah. Adapun sifat wujud tanpa Dzat itu terjadi seperti keberadaan kita yaitu melalui perbuatan Allah Ta'ala. Adapun bukti adanya Allah yaitu adanya makhluk ini, jika Allah SWT tidak ada, maka tidak akan ada satu makhlukpun. Hendaklah meyakini bahwa Allah itu ada, dan keberadaanNya DzatNya itu ada dengan sendirinya tanpa memerlukan wasilah atau perantara Dan meyakini bahwa keberadaanNya itu wajib adanya, tidak mungkin Dia pernah tiada.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إله إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي
"Sesungguhnya Aku ini adalah Alloh, tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah sholat untuk mengingatku". (QS. Thoha: 14)
dan juga dalam firman Allah Ta'ala,
أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ ۗمَا خَلَقَ الَّلَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى ۗوَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ
"Tidaklah mereka memikirkan tentang kejadian diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan kebenaran dan waktu yang ditetapkan. Dan sesungguhnya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya". (QS. Ar Rum: 8)
Ada seorang badui ditanya tentang bukti adanya Allah. Dia menjawab : kotoran unta itu menunjukkan adanya unta dan kotoran hewan (teletong : jawa) menunjukkan adanya hewan keledai dan bekas kaki itu menunjukkan adanya orang yang berjalan, maka langit itu mempunyai bintang dan bumi mempunyai jalan yang terbentang dan laut mempunyai ombak yang bergelombang, apakah semua itu tidak menunjukkan atas adanya pencipta yang bijak, lagi Maha Berkuasa dan Maha Mengetahui?.
-
Qidam (Dahulu)
Sifat Qidam (dahulu) adalah tidak ada permulaan pada wujudnya Allah Ta'ala maksudnya bahwa Allah Ta'ala tidak mempunyai permulaannya karena Alloh Dzat yang agung, pencipta alam semesta dan pencipta makhluk yang ada, maka sudah pasti Allah yang mendahuluinya. Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu Maha Dahulu adaNya,yakni Allah itu ada sebelum adanya sesuatu selainNya,dan bahwasanya Dia tidak terikat waktu dan keberadaan-Nya tanpa awal.
Allah Ta'ala berfirman :
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖوَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Dialah Allah yang Awal, yang Akhir,yang Dhohir dan yang Bathin dan dia maha mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Hadid: 3)
-
Baqo' (Kekal)
Sifat Baqa' (kekal) adalah tidak ada pengakhiran pada wujudnya Allah bahwa Allah Ta'ala senantiasa ada tanpa ada ujung dan senantiasa kekal tanpa ada akhirannya. Hendaklah meyakini bahwasanya Allah itu Dzat yg kekal abadi dan kekekalanNya tersebut tanpa batas akhir. Dan hendaklah meyakini bahwasanya Dia tidak pernah berubah sama sekali serta Dia tidak pernah bersifat tiada pada waktu tertentu (kekekalan-Nya tidak terikat ruang dan waktu).
Allah Ta'ala berfirman :
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ وَيَبْقَيِّ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Semua yang ada dibumi ini akan binasa dan tetap kekal wajah Tuhanmu yang mempunyai keagungan dan kemuliaan. (QS. Ar Rohman : 26-27).
Allah Ta'ala berfirman :
كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
"Setiap sesuatu pasti binasa kecuali Allah. BagiNya sesuatu itu ditentukan dan padaNya pula kamu semua kembali". (QS. Al Qoshos : 88)
-
Mukholafatu Lil Khawadis
Sifat Mukholafatuhu Lil Khawaditsi (Berbeda dengan segala hal yg baru / makhluk) adalah tidak ada makhluk yang menyamai/menyerupainya Allah SWT. Hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah tidak menyerupai sesuatu pun, baik Dzat-Nya, sifat-Nya maupun perbuatan-Nya.
Yakinilah bahwasanya Dzat Allah itu tidaklah sama dengan makhluk ciptaanNya, berupa wajah misalnya. Segala hal yang kita lihat atau bayangkan dalam hati maka Allah tidaklah seperti bayangan tersebut.
Allah Ta'ala berfirman,
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖوَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Dia, dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat". (QS. As Syuro : 11).
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
"Tidak ada seorangpun yang setara dengannya". (QS. Al Ikhlas : 4)
Yakini juga bahwa sifat Allah itu berbeda dengan makhluqnya. Sifat 'ilmu (pengetahuan) kita tidak sama dengan pengetahuan Allah, Qudrah (Kekuasaan) kita tidak sama dengan kekuasaan Allah, Iradah (kehendak) kita tidak sama dengan kehendak Allah, Hayah (sifat hidup) kita tidak sama dengan sifat hidupnya Allah, sifat mendengar (Sama') kita tidak sama dengan sifat mendengar Allah, Bashar (sifat melihat) kita tidak sama dengan pendengaran Allah dan Kalam (sifat berbicara) kita tidak sama dengan sifat kalam Allah.
Hendaklah kita juga meyakini bahwasanya perbuatan Allah Subhanahu Wata'ala tidak serupa dengan perbuatan makhluqNya, karena Dia dalam berbuat sesuatu tidak membutuhkan perantara maupun alat.
Firman Allah dalam surat yasin Ayat 82 : Sesungguhnya perintah-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah! "maka terjadilah ia.
Dan hendaklah meyakini, bahwasanya Allah menciptakan sesuatu tidak berarti karena Dia membutuhkannya. Juga kita harus meyakini bahwa Dia tidak menciptakan sesuatu dengan sia-sia atau tanpa guna, karena Dia bersifat Maha Bijaksana.
-
Qiyamuhu Binafsihi (Mandiri)
Sifat Qiyamuhu Binafsihi (Mandiri dan tidak membutuhkan yg lain) adalah bahwa Allah tidak butuh pada tempat yang menetap padanya atau tempat yang ditempatinya atau pencipta yang mewujudkannya. Tetapi Dia Maha Kaya [tidak butuh] dari segala sesuatu selainnya (makhluk). Dan sesungguhnya segala sesuatu lah yang membutuhkan Allah Subhaanahu Wata'ala.
Allah Ta'ala berfirman,
وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ ۖوَقَدْ خَابَ مَنْ حَمَلَ ظُلْمًا
"Dan tunduklah semua muka(dengan merendah diri) kepada tuhan yang hidup kekal lagi senantiasa mengurus (makhluknya),dan sesungguhnya tlah rugilah orang yg melakukan kedholiman". (QS. Thoha : 111).
Dan Allah Ta'ala juga berfirman,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى الله وَالله هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ
Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji. (QS. Faathir : 15).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَنْ جَاهَدَ فَإِنَّمَا يُجَاهِدُ لِنَفْسِهِ إِنَّ الَّلَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ
Dan barangsiapa yang berjihad, maka sesungguhnya jihadnya itu adalah untuk dirinya sendiri. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam. (QS. Al Ankabut : 6)
-
Wahdaniyah (Maha Esa)
Sifat Wahdaniyah (Maha Esa) adalah tidak terhitung dalam Dzatnya, sifatnya, dan perbuatannya. Dan pengertian Esa Dzat Allah itu tidak tersusun dari bagian-bagian dan Dia tidak bersekutu dalam kerajaan-Nya. Pengertian Esa sifatnya adalah bahwa tidak satupun (makhluk) bersifat seperti sifatnya Allah. Dan pengertian Esa dalam perbuatan adalah bahwa tidak satupun (makhluk) berbuat seperti perbuatan Allah Ta'ala. Maka Allah adalah pencipta segala sesuatu dan pembuat segala sesuatu. Maka Allah Ta'ala berdiri sendiri (independen) dalam penciptaanya dan pembuatannya (sesuatu yang baru). Hendaklah kita yakini bahwasanya Allah itu Satu dan tidak memiliki teman atau sekutu. Tidak ada yg menyamai maupun menyerupai-Nya Tiada lawan yg sebanding maupun pengganti-Nya.
Allah Ta'ala berfirman,
لَوْ أَرَادَ الله أَنْ يَتَّخِذَ وَلَدًا لَاصْطَفَ مِمَّا يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ سُبْحَانَهُ هُوَ الله الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ
Kalau sekiranya Allah hendak mengambil anak, tentu Dia akan memilih apa yang dikehendaki-Nya di antara ciptaan-ciptaan yang telah diciptakan-Nya. Maha Suci Allah. Dia-lah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan. (QS. Az Zumar : 4)
dan Allah Ta'ala berfirman,
وَإِلَٰهُكُمۡ إِلَٰهٞ وَٰحِدٞۖ لَّآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلرَّحۡمَٰنُ ٱلرَّحِيمُ ١٦٣
Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada Tuhan melainkan Dia, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqoroh : 163).
Dan Allah ta'ala berfirman,
قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ١
"Katakanlah bahwa Allah itu Esa" (QS. Al Ikhlas :1).
Dan Allah Ta'ala berfirman,
مَا اتَّخَذَ اللَّهُ مِنْ وَلَدٍ وَمَا كَانَ مَعَهُ مِنْ إِلَٰهٍ ۚإِذًا لَذَهَبَكُلُّ إِلَٰهٍ بِمَا خَلَقَ وَلَعَلَا بَعْضُهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚسُبْحَانَ اللَّهِ عَمَّا يَصِفُونَ
Allah sekali-kali tidak mempunyai anak, dan sekali-kali tidak ada tuhan (yang lain) beserta-Nya, kalau ada tuhan beserta-Nya, masing-masing tuhan itu akan membawa makhluk yang diciptakannya, dan sebagian dari tuhan-tuhan itu akan mengalahkan sebagian yang lain. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sifatkan itu, (QS. Al Mukminun : 91).
-
Qodrat (Berkuasa)
Sifat Qudroh (Berkuasa) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala dalam menciptakan (sesuatu) dan meniadakan (sesuatu). Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu memiliki sifat Maha Kuasa dan bahwasanya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Allah Ta'ala berfirman,
ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ ٤٥
"Sesungguhnya Allah itu maha kuasa atas segala sesuatu" (QS. An Nur : 45)
dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا كَانَ ٱللَّهُ لِيُعۡجِزَهُۥ مِن شَيۡءٖ فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَلَا فِي ٱلۡأَرۡضِۚ إِنَّهُۥ كَانَ عَلِيمٗا قَدِيرٗا ٤٤
"Tidak ada sesuatupun yang dapat melemahkan Allah baik dilangit maupun dibumi. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa" (QS. Faathir : 44)
-
Irodat (Berkehendak)
Sifat Irodah (Berkehendak) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala. Sifat Irodah ini khusus terjadi pada hal-hal yang bisa terjadi pada setiap sesuatu yang boleh terjadi. Dengan demikian Alloh SWT mengatur alam semesta ini menurut keinginan, kehendak dan ketentuan-ketentuan-Nya. Maka Alloh Ta'ala menjadikan sesuatu ini panjang, pendek,baik dan buruk, alim atau bodoh pada tempat ini dan lainnya.
Allah Ta'ala berfirman,
إِنَّمَا قَوْلُنَا لِشَيْءٍ إِذَا أَرَدْنَاهُ أَنْ نَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ
Sesungguhnya perkataan Kami terhadap sesuatu apabila Kami menghendakinya, Kami hanya mengatakan kepadanya:"Kun (jadilah)", maka jadilah ia. (QS. An Nahl : 40).
Allah Ta'ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚسُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (QS. Al Qashas : 68).
Allah Ta'ala berfirman,
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖبِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖإِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah: "Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26).
Allah Ta'ala berfirman,
لِّلَّهِ مُلۡكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۚ يَخۡلُقُ مَا يَشَآءُۚ يَهَبُ لِمَن يَشَآءُ إِنَٰثٗا وَيَهَبُ لِمَن يَشَآءُ ٱلذُّكُورَ ٤٩ أَوۡ يُزَوِّجُهُمۡ ذُكۡرَانٗا وَإِنَٰثٗاۖ وَيَجۡعَلُ مَن يَشَآءُ عَقِيمًاۚ إِنَّهُۥ عَلِيمٞ قَدِيرٞ ٥٠
"Kepunyaan Allah lah kerajaan langit dan bumi, Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dia memberikan anak-anak perempuan kepada siapa yang dia kehendaki dan memberikan anak-anak laki-laki kepada siapa yang dia kehendaki. Atau Dia menganugerahkan kedua jenis laki-laki dan perempuan, dan menjadikan mandul siapa saja yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui lagi Maha Kuasa". (QS. Asy Syuura : 49 - 50)
-
'Ilmu (Mengetahui)
Sifat Ilmu (Mengetahui) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala dalam mengetahui segala sesuatu. kita harus meyakini bahwasanya Allah itu memiliki sifat Maha Berpengetahuan dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu Mengetahui segala hal,baik yang tampak maupun yg tidak . Dia mengetahui jumlah pasir,tetes air hujan maupun daun pepohonan. Dia Mengetahui hal yg rahasia maupun yg jelas . Tidak ada yg bisa bersembunyi dari Nya . Dan hendaklah kita meyakini bahwasanya pengetahuan Allah itu tidak membutuhkan usaha meraihnya, namun pengetahuan Allah akan segala sesuatu itu telah ada sejak zaman azali sebelum sesuatu itu ada.
Allah Ta'ala berfirman,
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ ۖمَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَىٰ ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَىٰ مِنْ ذَٰلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ۖثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ ۚإِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah yang keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitakan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (QS. Al Mujadilah : 7)
dan Allah Ta'ala berfirman,
الله الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوا أَنَّ الله عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ الله قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا
Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu. (QS. Ath- Thalaq : 12)
dan Allah Ta'ala berfirman,
وَعِنْدَهُ مَفَاتِحُ الْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَا إِلَّا هُوَ ۚوَيَعْلَمُ مَا فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ ۚوَمَا تَسْقُطُ مِنْ وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِي ظُلُمَاتِ الْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِي كِتَابٍ مُبِينٍ
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir bijipun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh). (QS. Al An'am : 59).
Allah Ta'ala berfirman,
وَلَقَدۡ خَلَقۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ وَنَعۡلَمُ مَا تُوَسۡوِسُ بِهِۦ نَفۡسُهُۥۖ وَنَحۡنُ أَقۡرَبُ إِلَيۡهِ مِنۡ حَبۡلِ ٱلۡوَرِيدِ ١٦
"Dan sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya dan kami lebih dekat dari pada urat lehernya" (QS. Qaaf : 16)
-
Hayah (Hidup)
Sifat Hayat (Hidup) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Allah Ta'ala. Sifat berkuasa, berkehendak, ilmu, mendengar, melihat dan berbicara. Maka jika Allah itu tidak hidup,maka sifat- sifat tersebut tidak akan tetap (ada). Hendaklah juga kita meyakini bahwasanya Allah Subhaanahu Wata'ala Maha Hidup dan bahwa kehidupan Allah tidak seperti hidup kita Karena sesungguhnya kehidupan kita membutuhkan perantara seperti mengalirnya darah dan nafas sedangkan kehidupan Allah tanpa memerlukan apapun . Kehidupan Allah itu bersifat dahulu (Qodim), kekal (Baqo') dan kehidupan-Nya tiada pernah hilang maupun berubah sama sekali.
Allah Ta'ala berfirman,
وَتَوَكَّلْ عَلَى الْحَيِّ الَّذِي لَا يَمُوتُ وَسَبِّحْ بِحَمْدِهِ ۚوَكَفَىٰ بِهِ بِذُنُوبِ عِبَادِهِ خَبِيرًا
Dan bertawakallah kepada Allah Yang Hidup (Kekal) Yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui dosa Maha Mengetahui dosa- dosa hamba-hamba-Nya, (QS. Al- Furqon : 58)
-
Sama' (Mendengar)
Sifat Sama' (Mendengar) adalah hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha Mendengar dan sesungguhnya Allah mendengar segala sesuatu baik nampak atau pun yg tersembunyi . Namun, pendengaran Allah Subhanaahu Wata'ala tidak seperti pendengaran kita , karena pendengaran kita sebagai makhluk memerlukan alat perantara berupa telinga sedangkan pendengaran Allah tanpa memerlukan perantara apapun.
-
Basor (Melihat)
Sifat Bashor (Melihat) adalah hendaklah kita meyakini bahwasanya Allah itu bersifat Maha Melihat, dan Dia Maha Melihat atas segala sesuatu. Dia Maha Melihat hingga semut hitam kecil berjalan di malam gelap gulita sekalipun, bahkan yg lebih kecil dari itu (atom). Tidak ada yg dapat bersembunyi dari penglihatan Allah, baik yg ada di bumi maupun di luarnya, baik yg ada di langit maupun di luarnya. Namun, penglihatan Allah berbeda dengan kita sebagai makhluk. Sesungguhnya penglihatan kita membutuhkan perantara yakni mata, sedangkan penglihatan Allah tanpa membutuhkan alat perantara.
sifat sama' dan bashor keduanya adalah sifat yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala yang dapat menyingkap (membuka) sesuatu yang ada. Maka Alloh Ta'ala Maha Mendengar segala sesuatu hingga mampu mendengar jalannya semut dipadang pasir yang hitam dimalam yang gelap dan Maha Melihat segala sesuatu yang tampak secara keseluruhan yang meliputi segala yang tampak (dapat ditemukan).
Allah Ta'ala berfirman,
قَدْ سَمِعَ الله قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى الله وَالله يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا ۚإِنَّ الله سَمِيعٌ بَصِيرٌ
Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang memajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Al Mujadilah : 1)
Allah berfirman,
اذْهَبَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَىٰ فَقُولَا لَهُ قَوْلًا لَيِّنًا لَعَلَّهُ يَتَذَكَّرُ أَوْ يَخْشَىٰ قَالَا رَبَّنَا إِنَّنَا نَخَافُ أَنْ يَفْرُطَ عَلَيْنَا أَوْ أَنْ يَطْغَىٰ قَالَ لَا تَخَافَا ۖإِنَّنِي مَعَكُمَا أَسْمَعُ وَأَرَىٰ
Pergilah kamu berdua kepada Firaun, sesungguhnya dia telah melampaui batas; maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut."Berkatalah mereka berdua:"Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami khawatir bahwa ia segera menyiksa segera menyiksa kami atau akan bertambah melampaui batas Allah berfirman:"Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku beserta kamu berdua, Aku mendengar dan melihat (QS. Thaha : 43-46).
-
Kalam (Berbicara)
Sifat Kalam (Berbicara) adalah sifat Qodim yang menetap pada Dzat Alloh Ta'ala bukan berupa huruf atau bukan berupa suara yang menunjukkan pada seluruh maklumat. Hendaklah kita meyakini bahwa Allah itu bersifat Maha Berbicara. Akan tetapi kalam Allah tidak sama dengan kita sebagai makhluk Nya Sesungguhnya pembicaraan kita diciptakan dalam diri kita dan membutuhkan alat perantara berupa mulut, lidah serta kedua bibir Sedangkan Kalam Allah tidak seperti itu (tidak butuh alat perantara).
Allah Ta'ala berfirman,
وَرُسُلًا قَدْ قَصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلًا لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ ۚوَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا
Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung. (QS. An Nisa : 164)
Dan Allah Ta'ala berfirman,
وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ الَّلَّهُ إِلَّا وَحْيًا أَوْ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ أَوْ يُرْسِلَ رَسُولًا فَيُوحِيَ بِإِذْنِهِ مَا يَشَاءُ ۚإِنَّهُ عَلِيٌّ حَكِيمٌ
Dan tidak ada bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir atau dengan mengutus seorang utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang Dia kehendaki. Sesungguhnya Dia Maha Tinggi lagi Maha Bijaksana. (QS. Asy-Syura : 51).
Dan jika Allah Ta'ala mempunyai sifat berkuasa, berkehendak, berilmu, hidup, mendengar, melihat, dan berbicara maka secara otomatis Alloh Ta'ala mempunyai sifat-sifat berikut :
-
Kaunuhu Qoodiron
Keadaan-Nya yang berkuasa.
-
Kaunuhu Muriidan
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan.
-
Kaunuhu 'Aliman
Keadaan-Nya yang mengetahui.
-
Kaunuhu Hayyan
Keadaan-Nya yang hidup.
-
Kaunuhu Sami'an
Keadaan-Nya yang mendengar.
-
Kaunuhu Bashiiron
Keadaan-Nya yang melihat.
-
Kaunuhu Mutakalliman
Keadaan-Nya yang berbicara.
Pembagian Kategori Sifat Alloh
Sifat-sifat Allah 20 terbagi menjadi 4:
-
Sifat Nafsiyah
Sifat Nafsiyyah adalah Sifat yang menetetapkan adanya Allah dan menunjukkan kepada Zat-Nya Allah tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat.
Maksud sifat yang tetap adalah : Adanya sifat tersebut pada Zat Allah yang menunjukkan Allah itu ada, bukan seperti sifat salbiyah, sebab sifat salbiyyah tidak tetap pada Zat, tetapi hanya menolak sifat-sifat yang tidak patut dan layak kepada Zat-Nya Allah s.w.t. Dan maksud tanpa ada sesuatu tambahan pada Zat adalah : Sifat Nafsiyyah ini bukanlah tambahan pada Zat, Sifat Nafsiyyah tidak seperti sifat Ma`ani yang mana sifat Ma`ani tambahan dari Zat-Nya.
Adapun sifat Nafsiyyah adalah sifat Wujud-Nya Allah SWT, dengan maksud bahwa wujudnya Allah itu adalah tetap pada Zat-Nya Allah dan bukan tambahan dari Zat Allah.
Sifat nafsiyah itu ada satu yaitu sifat wujud.
Maka wajib Allah bersifat Wujud, mustahil bersifat bahwa Allah tidak ada
-
Sifat Salbiyah
Sifat Salabiyyah adalah sifat yang menolak segala sifat-sifat yang tidak layak dan patut bagi Allah SWT, sebab Allah Maha sempurna dan tidak memiliki kekurangan.
Sifat salbiyah itu ada 5 yaitu :
- Qidam
- Baqa'
- Mukholafatuhu Lilhawaditsi
- Qiyamuhu binafsihi
- Wahdaniyah.
-
Sifat Ma'ani
Sifat Ma'ani adalah sifat yang keberadaannya berdiri pada Zat Allah SWT yang wajib baginya hukum.
Sifat Ma'ani itu ada 7 yaitu :
- Sifat Berkuasa
- Berkehendak
- Berilmu
- Hidup
- Mendengar
- Melihat
- Berbicara.
-
Sifat Ma'nawiyyah
Sifat Ma'nawiyah adalah sifat- sifat yang melazimi dari sifat Ma'ani, dengan kata lain sifat Ma'nawiyah adalah sifat yang wujud disebabkan adanya sifat Ma'ani, seperti Allah memiliki sifat kuasa, maka lazimlah Allah itu keadaannya Kuasa.
Sifat Ma'nawiyah terdiri dari tujuh sifat :
- Kaunuhu Qaadiran
- Kaunuhu Muridan
- Kaunuhu 'Aliman
- Kaunuhu Hayyan
- Kaunuhu Sami'an
- Kaunuhu Bashiran
- Kaunuhu Mutakalliman.
Adapun hikmah menyebut sifat-sifat Ma'nawiyah yang terkandung dalam sifat ma'ani tersebut adalah sebagai berikut :
- Aqidah diterangkan dengan cara terperinci,karena pemikiran bodoh dalam masalah aqidah adalah masalah benar.
- Mengcounter (menjawab) orang-orang mu'tazilah yang mengingkari sifat-sifat ma'nawiyah.
Mereka berpendapat bahwa Allah Ta'ala Maha berkuasa dengan Dzatnya, berkehendak dengan Dzatnya tanpa ada kekuasaan,dan kehendak dan sifat-sifat lainnya. Mereka bermaksud mengingkari sifat-sifat itu untuk mensucikan Alloh Ta'ala.
Mereka berpendapat : Kami mensifati Allah Ta'ala dengan sifat-sifat itu baik sifat itu hadits (baru) atau sifat-sifat itu qodim. Jika sifat-sifat itu hadits maka sifat-sifat itu menempati Allah Ta'ala. Atau jika sifat-sifat itu Qodim maka sifat-sifat qodim itu berbilang (banyak) maka hal itu mentiadakan sifat wahdaniyah (Esa).
Dan menjawab hal itu kami berpendapat : Sesungguhnya sifat-sifat tersebut tidak berdiri sendiri dari DzatNya,hanya saja sifat-sifat itu mengikuti DzatNya yaitu sifat- sifat yang ada itu menempati Dzat-Nya.
Sifat Jaiz Bagi Allah SWT
Sifat Jaiz bagi Allah Ta'ala adalah boleh bagi Allah mengerjakan atau meninggalkan sesuatu, maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta'ala boleh menciptakan dan memilih hamba-Nya menurut kehendaknya,dan tidak sesuatupun (makhluknya) yang mewajibkan Allah. Karena Allah adalah pengatur secara mutlak,tidak ada seorangpun memilih bersama-Nya karena seluruh urusan (hal) itu berada ditangan-Nya baik perkara baik atau buruk. Maka Dialah (Allah) yang memberi, mencegah, memuliakan, menghinakan, memberi manfaat, memberi madhorot, mengampuni, menyiksa, menetapkan (hukum) dan memberi sangsi dan begitu seterusnya.
Allah Ta'ala berfirman,
وَرَبُّكَ يَخْلُقُ مَا يَشَاءُ وَيَخْتَارُ ۗمَا كَانَ لَهُمُ الْخِيَرَةُ ۚسُبْحَانَ اللَّهِ وَتَعَالَىٰ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Dan Tuhanmu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilih-Nya. Sekali-kali tidak ada pilihan bagi mereka. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan (dengan Dia). (QS. Al Qashas : 68).
Allah Ta'ala berfirman,
قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِي الْمُلْكَ مَنْ تَشَاءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَاءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَاءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَاءُ ۖبِيَدِكَ الْخَيْرُ ۖإِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Katakanlah:"Wahai Tuhan Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS. Ali Imran : 26).
لِّلَّهِ مَا فِي ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِي ٱلۡأَرۡضِۗ وَإِن تُبۡدُواْ مَا فِيٓ أَنفُسِكُمۡ أَوۡ تُخۡفُوهُ يُحَاسِبۡكُم بِهِ ٱللَّهُۖ فَيَغۡفِرُ لِمَن يَشَآءُ وَيُعَذِّبُ مَن يَشَآءُۗ وَٱللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٌ ٨٤
"Kepunyaan Allahlah segala apa yang ada dilangit dan apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikannya niscaya Allah akan membuat perhitungan dengan kamu atas perbuatanmu itu. Maka Allah akan mengampuni siapa yang dikehendakiNya dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (QS. Al Baqarah : 284)