Sifat Wajib, Mustahil dan Sifat Jaiz Bagi Nabi dan Rosul

Sifat Wajib, Mustahil dan Sifat Jaiz Bagi Nabi dan Rosul
Sifat Wajib, Mustahil dan Sifat Jaiz Bagi Nabi dan Rosul

Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa Alloh Ta'ala mempunyai para Nabi yang diutus. Sebagaimana para malaikat, yang selalu patuh kepada perintah Allah, dan tidak pernah sekalipun melanggar larangan Allah, maka para nabi dan rasul Allah juga demikian. Mereka adalah orang- orang yang dijaga Allah dari perbuatan yang dapat mendatangkan dosa. Para nabi dan Rasul adalah orang yang selalu melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangannya. Allah telah menjaga para nabi dan rasul dari terjerumus ke dalam perbuatan dosa, sejak mereka baru lahir, begitu pula setelah diangkat menjadi nabi dan rasul.

Telah diyakini bahwa para rasul yang diutus Allah, mereka adalah laki laki merdeka yang telah dipilih dengan sempurna dan dilengkapi dengan keistimewaan yang tidak dimiliki makhluk biasa. Begitu pula telah diberikan kepada mereka sifat-sifat kesempurnaan dengan tujuan untuk menguatkan risalah yang dibawa. Maka Allah telah menganugerahkan kepada mereka empat sifat kesempurnaan, yang wajib dimiliki oleh seorang rasul, yaitu Shidiq (Jujur), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan Fathanah (cerdas).

Allah Ta'ala berfirman
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
"Rosul telah beriman kepada Al Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya. Demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Alloh, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan Rosul-rosul-Nya. (Mereka mengatakan) Kami tidak membeda-bedakan antara seseorang dari rosul-rosulNya dan mereka mengatakan,"Kami mendengar dan kami taati, (mereka berdo'a) Ampunilah kami Ya Tuhan kami dan kepadaMulah tempat kembali" (QS. Al Baqarah : 285).
Wajib bagi seorang mukallaf mengetahui sifat wajib, sifat mustahil den sifat jaiz bagi Rosul.

Sifat Wajib Bagi Rosul

Sifat Shiddiq (Benar/Jujur)

Setiap rasul pasti benar dalam ucapan dan perbuatannya. Apa apa yang telah disampaikan kepada manusia baik berupa wahyu atau kabar harus sesuai dengan apa yang telah diterima dari Allah tidak boleh dilebihkan atau dikurangkan. Dalam arti lain apa yang disampaikan kepada manusia pasti benar adanya, karena memang bersumber dari Allah. Makanya setiap rasul pasti benar dalam pengakuan atas kerasulannya. Dan kita sebagai manusia harus meyakinkanya dan beri'tikad bahwa semua yang datang dari Rasul baik perkataan atau perbuatan adalah benar dan hak. Karena apa yang diucapkan atau diperbuat oleh para rasul bukan menurut kemauannya sendiri. Ucapan dan perbuatannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan atau risalah yang diterima dari Allah.

Sebagai bukti atas kebenaran para rasul, mereka telah dibekali dengan mukjizat mukjizat yang harus diyakini oleh setiap muslim kebenaranya. Dan tidak mungkin harus diyakini dan diteladani jika mereka (para rasul) itu tidak benar dan jujur. Tentu setelah itu apa yang telah diperintahkan Allah melalui perantaraan para rasul, kita sebagai muslim harus mengikuti dengan ta'at dan apa yang dilarang Allah kita tinggalkan.

Allah Ta'ala berfirman
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا ۚ
"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah," (al-Hasyr : 7)
وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ
"Dan benarlah Rosul-rosul-Nya".(QS. Yaasin : 52).
وَاذْكُرْ فِي الْكِتَابِ إِسْمَاعِيلَ ۚ إِنَّهُ كَانَ صَادِقَ الْوَعْدِ وَكَانَ رَسُولًا نَبِيًّا
"Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka) kisah Nabi Ismail di dalam Al Qur'an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang Rosul dan Nabi" (QS. Maryam : 54).

Karena mereka (para Rosul) jika sifat bohong itu boleh pada diri mereka maka kebohongan itu ada pada kabar (risalah) Alloh Ta'ala dan hal itu tidak mungkin terjadi.

Sifat Amanah (Dapat Dipercaya)

Amanah berarti bisa dipercaya baik dhahir atau bathin. Sedangkan yang dimaksud di sini bahwa setiap rasul adalah dapat dipercaya dalam setiap ucapan dan perbuatannya. Para rasul akan terjaga secara dhahir atau bathin dari melakukan perbuatan yang dilarang dalam agama, begitu pula hal yang melanggar etika.
Allah berfirman
إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
"Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu," (Asy-Syuara' : 143)

Maka hal yang muhal atau mustahil jika rasul itu terjerumus ke dalam perzinahan, pencurian, meminum minutan keras, berdusta, menipu dan lain sebagainya. Rasul tidak mungkin memiliki sifat hasud, riya', sombong, dusta dan sebagainya.

Allah berfirman :
أَنْ أَدُّوا إِلَيَّ عِبَادَ اللَّهِ ۖ إِنِّي لَكُمْ رَسُولٌ أَمِينٌ
(dengan berkata): "Serahkanlah kepadaku hamba-hamba Allah (Bani Israil yang kamu perbudak). Sesungguhnya aku adalah utusan (Allah) yang dipercaya kepadamu, (QS. Ad Dukhan : 18).

Allah berfirman
إِنَّ اللَّهَ لاَ يُحِبُّ الخَائِنِينَ
"Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang- orang yang berkhianat." (al-Anfal, 58)

Karena jika mereka berkhianat dengan melakukan perbuatan yang haram atau makruh maka kita tidak dapat merubah/mengganti perbuatan haram dan makruh karma takut pada mereka (para Rosul). Alloh Ta'ala memerintahkan kita untuk mengikuti mereka baik ucapan, perbuatan den keadaan (sikapnya).

Sifat Tabligh (Menyampaikan)

Sudah menjadi kewajiban para rasul untuk menyampaikan kepada manusia apa yang diterima dari Allah berupa wahyu yang menyangkut didalamnya hukum hukum agama. Jika Allah memerintahkan para rasul untuk menyampaikan wahyu kepada manusia, maka wajib bagi manusia untuk menerima apa yang telah disampaikan dengan keyakinan yang kuat sebagai bukti atau saksi akan kebenaran wahyu itu.

Allah berfirman :
الَّذِينَ يُبَلِّغُونَ رِسَالاَتِ اللَّهِ وَيَخْشَوْنَهُ وَلاَ يَخْشَوْنَ أَحَداً إِلاَّ اللَّهَ وَكَفَى بِاللَّهِ حَسِيباً
"(yaitu) orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah Allah sebagai Pembuat Perhitungan." (al-Ahzab, 39).

Allah juga berfirman :
يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ ۖ وَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ ۚ وَاللَّهُ يَعْصِمُكَ مِنَ النَّاسِ ۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْكَافِرِينَ
"Hai Rosul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu dan jika tidak kamu kerjakan maka kamu tidak menyampaikan amanat-Nya (risalah-Nya)" (QS. Al Maidah : 67).
رُسُلًا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ لِئَلَّا يَكُونَ لِلنَّاسِ عَلَى اللَّهِ حُجَّةٌ بَعْدَ الرُّسُلِ ۚ وَكَانَ اللَّهُ عَزِيزًا حَكِيمًا
"(Mereka Kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS. An Nisa : 165).

Kabar gembira dan peringatan itu tidak sempurna kecuali bila disampaikan. Karena jika mereka tidak menyampaikan syariat kepada manusia maka mereka berarti menyembunyikan syariat. Dan hal itu tidak mungkin terjadi karena menyembunyikan syariat merupakan aib/cacat yang besar. Yaitu ketika orang yang teledor dalam bersyariat memiliki alasan untuk membantah Alloh SWT atas dasar tidak adanya tabligh.

Sifat Fathonah (Cerdas)

Dalam menyampaikan risalah Allah, tentu dibutuhkan kemampuan dan strategi khusus agar wahyu yang tersimpan didalamnya hukum hukum Allah dan risalah yang disampaikan bisa diterima dengan baik oleh manusia. Karena itu, seorang rasul wajib memiliki sifat cerdas. Kecerdasan ini sangat berfungsi terutama dalam menghadapi orang-orang yang membangkang dan menolak ajaran Islam.

Maka diharuskan bagi kita untuk meyakinkan bahwa para rasul itu adalah manusia yang paling sempurna dalam penampilan, akal, kekuatan berfikir, kecerdasan dan pembawaan wahyu yang diutus pada zamannya. Kalau saja para rasul itu tidak sesuai dengas sifat sifatnya maka mustahil manusia akan menerima dan mengakuinya. Sifat sifat itu merupakan satu hujjah bagi mereka agar apa yang disampaikan bisa diterima dengan baik.

Allah berfirman :
وَتِلْكَ حُجَّتُنَآ آتَيْنَاهَآ إِبْرَاهِيمَ عَلَى قَوْمِهِ
"Dan itulah hujah Kami yang Kami berikan kepada Ibrahim untuk menghadapi kaumnya." (al-An'am, 83)

Jika sifat fathonah itu tidak ada pada diri Rosul maka mereka (para Rosul tidak mampu berhujjah dalam berargumentasi, dan hal itu tidak mengkin terjadi, karena Al Qur'an menunjukkan mengenai kemampuan para Rosul berargumentasi itu banyak sekali.
قَالُوا يَا نُوحُ قَدْ جَادَلْتَنَا فَأَكْثَرْتَ جِدَالَنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ
"Mereka berkata, Hai Nuh sesungguhnya kamu telah berargumentassi dengan kami, dan kamu lelah memperpanjang berargumentasi terhadap kami, maka datangkanlah kepada kami azab yang kamu ancamkan kepada kami, jika kamu termasuk orang-orang yang benar"(QS. Hud : 32).
وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ
"Dan berargumentasilah pada mereka dengan cara yang baik" (QS. An Nahl : 125).

Dan juga kita diperintahkan mengikuti jejaknya dan orang yang mengikuti jejaknya tidak akan menjadi orang bodoh.

Sifat Jaiz Bagi Para Nabi dan Rosul

Pada haknya para Nabi dan Rosul Alaihi Sholatu Wassalam adalah adanya sifat- sifat (yang bisa terjadi) pada manusia yanag tidak menyebabkan terjadinya pengurangan pada martabat (kedudukan) mereka yang tinggi.

Maka wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa mereka Alaihi Sholatu Wassalam bersifat seperti yang dimiliki oleh manusia yang lainnya seperti makan, minum, jual beli, masuk pasar, kawin, mati, hidup, merasakan'kelezatan, merasakan sakit, sehat dan sakit. Namun, sifat-sifat yang ada dalam diri mereka (para Nabi dan Rosul) tidak menyebabkan orang-orang menjauhinya. Tidurnya beliau hanya matanya saja tetapi hatinya tidak, dan beliau mengeluarkan mani hanya memenuhi tempatnya,bukan ihtilam (mengeluarkan mani karena mimpi). Karena ihtilam adalah permainan syetan,maka syetan tidak dapat menguasai mereka (para Nabi dan Rosul) dan penguasaan syetan lainnya.

Adapun sifat kekurangan seperti kusta, lepra, tuli, buts, bisu, lumpuh, pincang dan buta sebelah, maka itu sernua mustahil terjadi pada mereka (para Nabi dan Rosul). Dan cerita yang mengatakan bahwa Nabi Syuaib alaihissalam buts,maka cerita tersebut tidak ada dasarnya dan ceritan Nabi Ya'qub alaihissalam tertimpa kebutaan dan kebutaan tersebut akhirnya hilang (dapat melihat), begitu pula cerita ulat yang- keluar dari tubuh Nabi Ayub alaihissalam ketika beliau sakit adalah cerita bohong yang tidak berdasar.

Dalil yang menunjukkan sifat-sifat yang terjadi pada setiap manusia pada diri Nabi dan Rosul adalah firman AIloh Ta'ala
وَقَالُوا مَالِ هَٰذَا الرَّسُولِ يَأْكُلُ الطَّعَامَ وَيَمْشِي فِي الْأَسْوَاقِ ۙ
"Dan mereka berkata, mengapa Rosul ini memakan makanan dan berjalan di pasar?" (QS. Al Furqan : 7)
وَمَا أَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا إِنَّهُمْ لَيَأْكُلُونَ الطَّعَامَ وَيَمْشُونَ فِي الْأَسْوَاقِ ۗ
"Dan Kami tidak mengutus Rosul- rosul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan dipasar-pasar" (QS. Al Furqan 20).
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا رُسُلًا مِنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ أَزْوَاجًا وَذُرِّيَّةً ۚ
"Dan sesungguhnya Kami telah mengutus beherapa Rosul sebelum kamu dan Kami memberikan kepada mereka keturunan" (QS. Ar Ra'ad : 38).
وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ
فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ
"Dan ingatlah kisah Nabi Ayub ketika ia menyeru Tuhannya"Wahai Tuhanku sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang diantara para penyayang", maka Kamipun memperkenankan seruannya itu, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya padanya dan Kami lipat gandakan bilangan mereka, sebagai suatu rahmat dari sisi Kami dan menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Alloh" (QS. Al Anbiya 83-84).
وَمَا مُحَمَّدٌ إِلَّا رَسُولٌ قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِهِ الرُّسُلُ ۚ أَفَإِنْ مَاتَ أَوْ قُتِلَ انْقَلَبْتُمْ عَلَىٰ أَعْقَابِكُمْ ۚ وَمَنْ يَنْقَلِبْ عَلَىٰ عَقِبَيْهِ فَلَنْ يَضُرَّ اللَّهَ شَيْئًا ۗ وَسَيَجْزِي اللَّهُ الشَّاكِرِينَ
"Muhammad itu tak lain hanyalah seorang Rosul, sungguh telah berlaku sebelumnya beberapa orang Rosul. Apakah jika dia wafat atau dibunuh kamu berbalik ke belakang maka ia tidak dapat mendatangkan madharat kepada Alloh sedikitpun" (QS. Ali Imran : 144).

Wajib bagi seorang mukallaf meyakini bahwa para Nabi dan Rosul 'Alaihi Sholatu Wassalam terjaga dari dosa-dosa (ma'shum) sebagaimana para malaikat terjaga dari dosa, mereka terhindar dari perbuatan maksiat, dan mereka meninggalkan maksiat itu wajib hukumnya dan mereka tidak melakukan perbuatan yang diharamkan dan mereka tidak mernpunyai sifat kecuali dengan akhlak yang mulia. Karena mereka (para Nabi dan Rosul) adalah suri tauladan yang baik dan contoh yang tinggi sebagai kiblat manusia (tempat mengadu/menghadap) dan Allah mendidik, membina dan mengajarkan mereka sehingga mereka (para Nabi dan Rosul) menjadi orang yang terdidik dan terpelajar.

Dalil yang menunjukkan ishmah mereka adalah firman Alloh Ta'ala
وَاصْبِرْ لِحُكْمِ رَبِّكَ فَإِنَّكَ بِأَعْيُنِنَا ۖ وَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ حِينَ تَقُومُ
"Dan bersabarlah dalam menunggu ketetapan Tuhanmu, maka sesungguhnya kamu berada dalam penglihatan Kami" (QS. Ath thur : 48)
وَمَا كَانَ لِنَبِيٍّ أَنْ يَغُلَّ ۚ
"Tidak mungkin seorang Nabi berkhianat dalam urusan harta rampasan perang" (QS. Ali Imran : 161)
وَأَلْقَيْتُ عَلَيْكَ مَحَبَّةً مِنِّي وَلِتُصْنَعَ عَلَىٰ عَيْنِي
"Dan Aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku supaya kamu diasuh dibawah pengawasan-Ku" (QS. Thaha : 39).

Dan mereka (para Nabi dan Rosul) lebih utama dari para malaikat sebagaimana pendapat jumhur Al Asyairah.

Dan dalil hal itu adalah firman Allah Ta'ala :
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا
"Dan ketika Kami katakan pada para malaikat sujudlah kalian kepada Adam, maka sujudlah mereka" (QS. Al-Baqarah : 34).

Perintah pada para malaikat untuk bersujud kepada Nabi Adam adalah sebagai penghormatan. Jika saja Nabi Adam tidak lebih utama maka mereka tidak perintahkan sujud kepadanya. Termasuk hal yang wajib diyakini bahwa sebagian para Nabi dan Rosul itu lebih utama dari sebagian yang lain, berdasarkan firman Alloh Ta'ala,
تِلْكَ الرُّسُلُ فَضَّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ
"Rosul-rosul itu Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain" (QS. Al Baqarah : 253 ).

Dan firman Allah Ta'ala,
وَلَقَدْ فَضَّلْنَا بَعْضَ النَّبِيِّينَ عَلَىٰ بَعْضٍ ۖ
"Dan sesungguhnya telah Kami lebihkan sebagian Nabi-nabi itu" (QS. Al Isra' : 55).

Dan nash ini tidak bertentangan dengan firman Allah Ta'ala,
لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ
"Kami tidak membedakan diantara seorangpun dari para Rosul-rosul-Nya" (QS. Al Baqarah : 285)

Karena makna ayat ini tidak membeda-bedakan dalam risalah mereka dan mengimani mereka. Maka orang-orang yang beriman bukan seperti orang-orang yahudi dan nasrani yang hanya beriman pada sebagian para Nabi dan Rosul dan mengkafiri sebagian yang lainnya.

Maka Ulul Azmi (Nabi yang mempunyai kesabaran, ketetapan dan mampu menahan kesulitan), Alloh Ta'ala berfirman,
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ
"Bersabarlah sebagaimana para ulul azmi bersabar" (QS. Al Ahqof : 35).

Termasuk ulul azmi adalah : Junjungan kita Nabi Muhammad, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Nuh Alaihi Sholatu Wassalam merupakan paling utama diantara para Rosul yang lainnya.

Dan paling utama diantara ulul azmi secara mutlak adalah junjungan kita Nabi Muhammad SAW dan termasuk yang wajib diyakini bahwa sebagian dari para malaikat lebih utama dari sebagian yang lainnya seperti para Rosul berdasarkan firman Allah Ta'ala,

"Alloh memilih diantara para malaikat seorang utusan dan paling utama diantara mereka adalah malaikat Jibril alaihis salam.

Sifat Mustahil Bagi Allah SWT dan Sifat Mustahil Para Nabi dan Rosul

"Dan sifat mustahil adalah lawan dari sifat yang wajib maka hafalkanlah 50 sifat itu sebagai ketentuan yang wajib".
Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala, dan rosul-Nya adalah lawan dari sifat wajib bagi Alloh Ta'ala dan rosul-Nya, maka jumlah sifat mustahil itu sama seperti sifat wajib dan setiap mukallaf wajib mengetahuinya.

Sifat Mustahil Alloh

Sifat mustahil bagi Alloh Ta'ala itu berjumlah 20 sifat yang terperinci sebagai berikut ini :
  1. Sifat Adam (tidak ada) lawan dari sifat wujud
  2. Sifat Hudust (baru) lawan dari sifat Qidam
  3. Sifat Fana'(rusak) lawan dari sifat Baqa'
  4. Sifat Mumatsilah lilhawaditsi (sama dengan makhluknya) lawan dari sifat mukholafatuhu lilhawaditsi (berbeda dengan makhiuknya)
  5. Sifat A'damu Qiyamuhu binafsihi (tidak berdiri sendiri) lawan dari sifat Qiyamuhu binafsihi (berdiri sendiri)
  6. Sifat Ta'dud (berbilang) lawan dari sifat Wahdaniyah (Esa)
  7. Sifat A'juzn (lemah) lawan dari sifat Qudrat (berkuasa)
  8. Sifat Al Karahah (terpaksa) lawan dari sifat Iradah (berkehendak)
  9. Sifat Jahlun (bodoh) lawan dari sifat Ilmun (berilmu)
  10. Sifat Mautun (coati) lawan dari sifat Hayat (hidup)
  11. Sifat Shomamun (tuli) lawan dari sifat Same' (mendengar)
  12. Sifat Umyun (buta) lawan dari sifat Basher (melihat)
  13. Sifat Bukmun (bisu) lawan dari sifat kalam (berbicara)
  14. Sifat Kaunuhu A'jizan (Dzat yang lemah) lawan dari sifat Kaunuhu Qoadiron (Dzat yang berkuasa)
  15. Sifat Kaunuhu Kaarihan (Dzat yang terpaksa) lawan dari Kaunuhu Muriidan (Dzat yang berkehendak)
  16. Sifat Kaunuhu Jaahilan (Dzat yang bodoh) lawan dari sifat Kaunuhu `Aliman (Dzat yang berilmu)
  17. Sifat Kaunuhu Mayyitan (Dzat yang mati) lawan dari Kaunuhu Hayyan (Dzat yang hidup)
  18. Sifat Kaunuhu Ashomma (Dzat yang tuli) lawan dari Kaunuhu Sami'an (Dzat yang mendengar)
  19. Sifat Kaunuhu A'maa (Dzat yang buta), lawan dari sifat Kaunuhu Bashiran (Dzat yang melihat)
  20. Sifat Kaunuhu Abkamu (Dzat yang bisu) lawan dari sifat Kaunuhu Mutakalliman (Dzat yang berbicara)

Sifat Mustahil Rosul

Dan sifat mustahil bagi para Nabi dan Rosul alaihimus Sholatu Wassalam ada 4 sifat yaitu
  1. Sifat Kidzib (bohong) lawan dari sifat sidiq (jujur)
  2. Sifat Khianat (berkhianat) lawan dari sifat Amanat (dapat dipercaya)
  3. Sifat Kitman (menyimpan) lawan dari sifat tabligh (menyampaikan risalah)
  4. Sifat Baladah (bodoh) lawan dari sifat Fathonah (cerdas)

Aqidah-aqidah itu Wajib bagi kita menghafalkannya yaitu 50 sifat, perinciannya sebagai berikut ini:
  • Sifat Wajib bagi Alloh ada 20
  • Sifat Mustahil bagi Alloh ada 20
  • Sifat Wajib bagi Rosul ada 4
  • Sifat Mustahil bagi Rosul ada 4
  • Sifat Jaiz bagi Alloh ada 1
  • Sifat Jaiz bagi Rosul ada 1

Sumber :
1. Jala'ul afham syarh aqidatul awwam
2. Jawahirul kalamiyyah
3. dan berbagai sumber

WALLAHU A'LAMU BISHOWAB
Semoga bermanfaat


Baca juga :
  1. Sifat-sifat Rasul Allah SWT
  2. Pengertian dan Dalil ‘Aqoid 50
  3. Pembagian dan Definisi ‘Aqoid 50
  4. 25 Nabi dan Rasul
Info! Terima kasih telah membaca artikel kami yang berjudul: Sifat Wajib, Mustahil dan Sifat Jaiz Bagi Nabi dan Rosul, jangan lupa + IKUTI website kami dan silahkan bagikan artikel ini jika menurut Anda bermanfaat. Simak artikel kami lainnya di Google News.
Artikel Terkait

Tentang penulis

House Shine
Pengalaman adalah Guru Terbaik. Oleh sebab itu, kita pasti bisa kalau kita terbiasa. Bukan karena kita luar biasa. Setinggi apa belajar kita, tidahlah menjadi jaminan kepuasan jiwa, yang paling utama seberapa besar kita memberi manfaat kepada sesama…

Posting Komentar